Return to site

SOLID GOLD BALI | Harga minyak mentah tergelincir potensi banjir pasokan dan lonjakan kasus Covid-19

SOLID GOLD BALI – Harga acuan minyak mentah melemah pada awal perdagangan hari ini. Tekanan bagi emas hitam datang karena kekhawatiran kelebihan pasokan setelah OPEC+ memangkas pengurangan produksi pada bulan Agustus, dan di saat yang sama peningkatan kasus Covid-19 di seluruh dunia menimbulkan kekhawatiran lambatnya kenaikan permintaan bahan bakar.

Mengutip Reuters, Senin (3/8) pukul 07.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak pengiriman Oktober 2020 di ICE Futures turun 8 sen, atau 0,2% menjadi US$ 43,44 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman September 2020 di Nymex turun 12 sen atau 0,3% ke US$ 40,15 per barel.

Walau melemah, harga minyak Brent sudah membukukan kenaikan bulan keempat pada Juli. Sedangkan harga minyak WTI membukukan sepertiga karena keduanya naik dari posisi terendah yang terjadi bulan April, ketika sebagian besar dunia melakukan lockdown karena pandemi virus corona.

“Investor khawatir tentang banjir pasokan karena OPEC+ akan mulai mengurangi pengurangan produksi bulan ini dan pemulihan harga minyak dari rekor terendah diperkirakan akan mendorong produsen serpih AS untuk meningkatkan produksi,” kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research Nissan Securities.

Kikukawa pun menilai, kekhawatiran atas kebangkitan kembali kasus virus corona dapat membebani pasar minyak. Dia pun memprediksi bahwa harga acuan minyak mentah ini akan tetap di US$ 40 per barel di pekan ini.

Seperti diketahui, produksi minyak OPEC naik lebih dari 1 juta barel per hari pada bulan Juli karena Arab Saudi dan anggota Teluk lainnya mengakhiri pembatasan pasokan sukarela di atas kesepakatan yang dipimpin OPEC, dan anggota lain membuat kemajuan terbatas pada kepatuhan pemangkasan produksi.

Selain itu, OPEC+ akan meningkatkan produksi pada bulan Agustus, menambahkan sekitar 1,5 juta barel per hari ke pasokan global.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Reuters menunjukkan, harga minyak ditetapkan untuk merangkak lambat ke atas di tahun ini karena pelonggaran secara bertahap terhadap pembatasan akibat dampak virus corona mendukung permintaan, meskipun gelombang Covid-19 kedua dapat memperlambat laju pemulihan.

Hal ini terbukti setelah negara bagian Victoria di Australia mendeklarasikan keadaan bencana dan pihak berwenang di Filipina mengatakan akan memberlakukan pembatasan baru di Manila pada minggu ini. Hal tersebut mencerminkan kekhawatiran di seluruh dunia tentang mengendalikan pandemi. SOLID GOLD.

Baca Juga :

Solid Gold | Kinerja Solid Gold Berjangka

Solid Gold | PT Solid Gold Berjangka Bantah Lakukan Bisnis Tak Wajar

Solid Gold | PT Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru

Solid Gold | Solid Gold Berjangka Serius Bidik Milenial

Solid Gold | Kuartal 3 Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru

Solid Gold | Luar Biasa Solid Gold Berjangka

Solid Gold | Transaksi Bursa Berjangka Melejit Solid Gold Catat Pertumbuhan

Solid Gold | Nasabah Baru PT Solid Gold Berjangka Makassar Tumbuh

Solid Gold | Kinerja Solid Gold Berjangka Catat Pertumbuhan

Solid Gold | Kinerja Kuartal Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru

Solid Gold | Nasabah PT Solid Gold Berjangka Tumbuh Signifikan

Solid Gold | Perusahaan Berjangka Solid Gold Bidik Nasabah Milenial

Solid Gold | Kinerja Kuartal 3 Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru

Solid Gold | Kinerja PT Solid Gold Berjangka Tumbuh Dua Ribu Persen Lebih

Solid Gold | Kuartal 3 Harga Emas Stabil Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru

Solid Gold | Solid Gold Berjangka Ingin Hilangkan Persepsi Negatif

Solid Gold | Kinerja Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru

Solid Gold | PT Solid Gold Berjangka Bukukan Pertumbuhan Volume Transaksi

Solid Gold | Perang Dagang Buat Emas Berkilau

Solid Gold | Harga Emas Anjlok

Solid Gold | Perdagangan Emas Paling Banyak Diminati Hari Ini

Solid Gold | Komoditas Kopi dan Emas Cukup Signifikan

Solid Gold | Olein Akan Meningkat di 2020

SUMBER : KONTAN.CO.ID